dcy's blog

Senin, 30 Maret 2009

“MENGAMATI GEDUNG UKDW, APAKAH GEDUNG UKDW MAMPU BERTAHAN ATAU TIDAK?BERIKAN ALASANNYA, DENGAN MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR AKTIVITAS, PERSEPSI, WAKTU, DAN

UKDW adalah sebuah kampus yang terletak di jalan Dr. Wahidin , Klitren, Yogyakarta dengan luas bangunan 48550 m2 dengan jumlah 39 ruangan dan terdiri dari 6 Fakultas (Theologi, Arsitektur, Akuntansi, Desain Produk, Management, Biologi, Sistem Informasi dan Teknik Informasi). UKDW dilihat dari keempat factor yaitu aktivitas, persepsi, waktu, dan fisik maka UKDW mampu untuk bertahan, hal tersebut juga dapat dibuktikan dengan adanya UKDW hingga saat ini dimana UKDW berdiri pada tahun 1985.

1. Aktivitas
Aktivitas yang terjadi dikampus tentunya menggunakan sarana yang telah disediakan oleh kampus. Menurut Le Corbusier, ia menjelaskan bahwa: “Even the earliest and most primitive architect developed the use of a regulating unit of measure such as a hand, or foot, or forearm in order to systemize and bring order to the task. At the same time the proportions of the structure corresponded to human scale” (Elam, 2001: 22).
Dari penjelasannya di atas, Le Corbusier menganggap bahwa bentuk keterkaitan dengan ukuran, yang kemudian akan membentuk suatu aturan dalam bangunan tersebut. Dan ia juga menyebutkan bahwa proporsi suatu struktur, sangat berkaitan dengan skala manusia. Hal ini yang kemudian membentuk suatu aturan baru, yaitu bagaimana suatu struktur harus relevan dengan skala manusia sebagai pengguna struktur tersebut. Namun, pada saat ini, ruang tidak hanya berfungsi sebagai wadah bagi kegiatan manusia, dan tidak seterusnya hanya bergantung kepada nilai fungsional. Dengan demikian suatu aktivitas dikampus dapat dikatakan sustain apabila mengikuti aturan yang ada. Namun suatu ruang dapat berubah fungsinya apabila ruang tersebut dirasa sudah tidak layak untuk beraktivitas seperti fungsi sebelumnya. Dapat kita lihat salah satu gedung di UKDW yang sudah berubah fungsinya, misalnya saja gedung Fakultas Teknik. Gedung yang dulu berfungsi sebagai ruang dosen fakultas teknik kini sudah beralih fungsi sebagai ruang bagi UKM-UKM dan Biro 3, hal ini disebabkan karena gedung tersebut kurang nyaman apabila digunakan sebagai ruang dosen teknik. Gedung tersebut terlalu sempit untuk menampung semua dosen teknik di UKDW. Seorang arsitek yang membangun gedung tersebut mungkin memang telah menerapkan pendapat le Corbusier tentang ukuran suatu ruang yang berkaitan dengan skala manusia, namun arsitek tersebut tidak menyangka bahwa perkembangan kampus UKDW yang semakin lama semakin pesat sehingga jumlah dosennya pun semakin banyak, maka ruang dosen pun perlu dipindah ditempat yang lebih luas seperti sekarang ini.
Menurut saya aktivitas diUKDW akan tetap bertahan seperti misalnya proses belajar mengajar. Namun tidak menutup kemungkinan akan ada perluasan ruang atau fungsi ruang yang berganti karena suatu kebutuhan.
2. Persepsi
Persepsi sendiri adalah suatu pandangan masyarakat. Dan persepsi orang mengenai UKDW ialah suatu kampus dimana didalam kampus terjadi kegiatan misalnya saja belajar mengajar. Namun tidak semua orang mempunyai persepsi seperti ini. Mungkin bagi mereka yang baru pertama kali melihat kampus UKDW khususnya Gedung Agape, mungkin dalam benak meraka sempat terfikir bahwa ini adalah sebuah apartemen dengan mengamati bentuk luar tanpa sebelumnya mereka tahu bahwa yang mereka lihat adalah sebuah kampus, karena apa yang mereka lihat ialah bentuk yang menyerupai apartemen sehingga orang berfikir bahwa Gedung Agape berfungsi sebagai tempat tinggal. Hal ini pernah diungkapkan oleh Le Corbusier, Mies van der Rohe, Walter Gropius pada tahun 1920 yaitu “farm follow funcsion”, mereka merupakan pencetus awal tentang bangunan modern dengan menghilangkan ornamen-ornamen klasik maupun tradisional dan menonjolkan material serta mendukung fasilitas yang ada didalamnya. Namun sekarang ini kata minimalisme telah berubah dari aspek fungsional berubah menjadi suatu estetika atau keindahan. Namun dengan adanya papan nama yang terletak di atap gedung Agape, maka identitas bangunan tersebut dapat diketahui oleh masyarakat, sehingga tidak akan terjadi suatu persepsi yang salah.
3. Waktu
Menurut pendapat arsitek Romawi yang hidup pada abad 1 sebelum Masehi, sebuah bangunan harus memiliki prinsip arsitektur Vitruvius. Prinsip tersebut harus memiliki 3 elemen utama, yaitu firmitas, utilitas, dan venustas. Firmitas dapat diartikan sebagai kekokohan yang dengan demikian unsur utamanya adalah struktur; utilitas menjamin bangunan itu dapat digunakan, sedang venustas memastikan bangunan itu menarik dipandang. Dengan menerapkan prinsip tersebut maka suatu bangunan akan tetap bertahan karena merupakan suatu pokok penting dalam merancang bangunan. Dengan demikian UKDW dari waktu ke waktu bangunannya dapat bertahan, namun fungsionalnya belum tentu dapat bertahan apabila UKDW tidak mampu bersaing dengan kampus-kampus lainnya. Namun jika diperhatikan kualitas, UKDW mampu bersaing dengan kampus lainnya.
4. Fisik
Elemen fisik merupakan elemen yang paling dekat dengan masyarakat karena elemen fisik merupakan suatu daya tarik bagi masyarakat. Elemen fisik luar atau biasa disebut eksterior banguan dapat juga suatu seni karena keindahannya. Namun seorang arsitek bernama Hegel berpendapat bahwal, “Arsitektur adalah art (seni) yang paling rendah karena arsitektur banyak menggunakan bahan, sedang yang paling tinggi adalah poetry karena poetry immaterial .” Untuk menjaga eksterior gedung UKDW maka perlu adanya perawatan misalnya dinding yang sudah pudar warnanya perlu dicat ulang. Tidak hanya itu, namun bentuk gedung yang tidak mengikuti perkembangan jaman pun akan sangat mempengaruhi keberadaan UKDW karena orang akan lebih tertarik dengan bentuk gedu ng yang indah. Keindahan, menurut filsuf Immanuel Kant, tergantung pada kualitas subjektif dan objektif. Dalam mempertahankan argumennya, Kant mengatakan , “the judgement of taste, therefore, is not a cognitive judgment, and so not logical, but is aesthetic - which means that it is one whose determining ground cannot be other than subjective". Kant juga menambahkan, bahwa bila ada seseorang menyebut suatu objek yang indah, “he judges not merely for himself, but for all men, and then speaks of beauty as if it were a property of things." Keindahan dan kejelekan seperti yang dikatakan Kant, tergantung persepsi masing-masing orang. Penilaian manusia terhadap keindahan dan kejelekan berbeda-beda (subjektif). Namun kadangkala terdapat persamaan persepsi antara manusia dalam menilai suatu objek itu bagus atau jelek (objektif). Namun untuk mempertahan fisik luar gedung UKDW saat ini harus dibutuhkan suatu perawatan, seperti mengecat pada cat yang sudah pudar. Sedangkan interior suatu banguanan menurut Le Corbusier adalah tempat dimana kita beraktifitas yang dapat memberi kepuasan dan kenyamanan bagi pemakainya. Dilihat dari interior gedung UKDW sekarang, UKDW mampu bertahan karena interiornya yang menarik seperti, dinding yang terbuat dari kaca pada gedung Agape lantai 1. Dengan adanya dinding tersebut maka pandangan kta akan terlihat tak terbatas. Begitu juga dengan fasilitas-fasilitas yang ada saat ini seperti lift dan area parker yang luas.

Apa yang akan terjadi pada Jogja 2020?

Pada jaman dahulu, Jogjakarta terlihat sangat lengang karena jumlah kendaraan bermotor yang masih jarang. Bahkan pada jaman dahulu tidak menggunakan trafficlight untuk mengatur arus lalu lintas karena pada jaman dahulu jarang ada kendaraan dengan kecepatan tinggi seperti sekarang ini. Pada jaman dahulu pun terdapat banyak pepohonan untuk menyerap karbon dioksida. Hanya sedikit masyarakat yang menggunakan alat berteknologi tinggi, mereka cenderung menggunakan alat tradisional. Namun seiring perkembangan jaman, semua yang dilakukan harus serba cepat karena bagi masyarakat jaman sekarang “waktu adalah uang” sehingga mereka menggunakan teknologi tinggi untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, seperti misalanya kendaraan bermotor dan AC. Namun masyarakat tidak memperhatikan dampak yang akan terjadi kedepannya,seperti global warming. Seperti yang dapat kita lihat sekarang ini, banyak sekali kasus illegal logging, padahal pohon mempunyai peranan penting bagi kelangsungan hidup bumi ini. Pohon berfungsi sebagai pengikat tanah sehingga tidak akan terjadi longsor, produsen oksigen, dan penyerap karbon dioksida. Sedangkan penyebab global warming yang lain ialah pemakaian AC dengan adanya gas Freon yang mampu merusak lapisan ozon , pemakaian listrik yang berlebih, emisi gas rumah kaca, asap kendaraan bermotor hal tersebutlah yang membuat cahaya matahari langsung masuk dan tidak dapat dipantulkan kembali. Dengan berkurangnya jumlah pohon dibumi ini maka global warming makin menjadi. Salah satu efek yang akan terjadi pada tahun 2020 ialah naiknya permukaan air laut karena es di kutub utara dan kutub selatan mencair sehingga mengakibatkan banjir besar-besaran bahkan Jogjakarta akan tertutup air. Dan yang akan terjadi ialah Jogja akan dibuat melayang atau terapung sehingga Jogjakarta akan terhindar dari banjir tersebut. Tentunya jogja yang terapung ataupun melayang sama persis dengan jogja yang ada sekarang ini, tanpa meninggalkan cirri khas jogja seperti tugu jogja, kraton, dan alun-alun. Tradisi yang ada pun harus dipertahankan, seperti Grebeg/gunungan, Topo bisu dan Kirab karena hal tersebut merupakan identitas jogja yang tidak dapat dihilangkan maupun digantikan.

Kamis, 12 Maret 2009

TUGAS TA2

Nama : Wahyu Desy Kristiyani

NIM : 21071195

Amati bangunan UKDW, apakah substain atau tidak? Jika substain bagaimana? Dan jika tidak substain UKDW seharusnya bagaimana? Amatilah dengan mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu aktifitas, persepsi, waktu, elemen fisik yang terjadi di bangunan tersebut.”

Bangunan UKDW menurut saya masih bisa substain karena menurut pertimbangan dari beberapa factor berikut ini :

1. Dilihat dari segi aktifitas, UKDW masih akan tetap bertahan sebagai sebuah kampus karena dilihat dari segi kualitas dan kuantitasnya yang semakin meningkat, maka kampus UKDW akan bertahan pada jangka waktu yang lama. Aktifitas yang terjadi semakin bertambah, tidak hanya sebagai tempat belajar dan mengajar namun juga sebagai tempat melakukan berbagai kegiatan misalnya UKM. Dari segi inilah UKDW dapat dikatakan substain.

2. Dilihat dari segi persepsi, selama di UKDW masih melaksanakan kegiatan perkuliahan maka UKDW masih dapat disebut kampus. Namun apabila bangunan UKDW sudah beralih fungsi maka bangunan ini sudah tidak dapat disebut lagi dengan kampus. Namun dilihat dari kegiatan yang berlangsung saat ini dan kedepannya, UKDW mampu bertahan sebagai fungsinya yaitu sebagai kampus.

3. Dilihat dari segi waktu, sampai saat ini UKDW masih dapat bertahan sebagai kampus yang diperhitungkan keberadaannya karena akreditasinya yang semakin ditingkatkan. Dengan melihat mutu dari UKDW maka dari waktu ke waktu UKDW akan mampu bertahan selama UKDW masih mempertahankan atau meningkatkan akreditasinya dan mampu bersaing dengan Perguruan-perguruan tinggi yang lain.

4. Dilihat dari elemen fisik, elemen fisik juga sangat mempengaruhi keberadaan bangunan UKDW. Karena bangunan yang tidak layak pakai biasanya tidak menarik perhatian masyarakat untuk memasukinya meskipun mempunyai akreditas yang baik. Karena fasilitas-fasilitasnya yang tidak sepadan dengan kegiatan yang dilakukan sehingga perlu adanya pemugaran/pembenahan gedung sehingga kampus UKDW tidak ketinggalan jaman dan dapat menarik masyarakat untuk kuliah di UKDW. Hal tersebut sudah dapat dilihat pada fasilitas Lift di gedung baru. Dengan adanya lift, mahasiswa tidak terlalu lelah untuk mencapai lantai 2-5 atau ke basement. Dengan ditambahkannya dan memperbaiki elemen fisik maka UKDW mampu bertahan di antara persaingan perguruan-perguruan tinggi yang lain.

TUGAS TA2

Nama : Wahyu Desy Kristiyani

NIM : 21071195

Amati bangunan UKDW, apakah substain atau tidak? Jika substain bagaimana? Dan jika tidak substain UKDW seharusnya bagaimana? Amatilah dengan mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu aktifitas, persepsi, waktu, elemen fisik yang terjadi di bangunan tersebut.”

Bangunan UKDW menurut saya masih bisa substain karena menurut pertimbangan dari beberapa factor berikut ini :

1. Dilihat dari segi aktifitas, UKDW masih akan tetap bertahan sebagai sebuah kampus karena dilihat dari segi kualitas dan kuantitasnya yang semakin meningkat, maka kampus UKDW akan bertahan pada jangka waktu yang lama. Aktifitas yang terjadi semakin bertambah, tidak hanya sebagai tempat belajar dan mengajar namun juga sebagai tempat melakukan berbagai kegiatan misalnya UKM. Dari segi inilah UKDW dapat dikatakan substain.

2. Dilihat dari segi persepsi, selama di UKDW masih melaksanakan kegiatan perkuliahan maka UKDW masih dapat disebut kampus. Namun apabila bangunan UKDW sudah beralih fungsi maka bangunan ini sudah tidak dapat disebut lagi dengan kampus. Namun dilihat dari kegiatan yang berlangsung saat ini dan kedepannya, UKDW mampu bertahan sebagai fungsinya yaitu sebagai kampus.

3. Dilihat dari segi waktu, sampai saat ini UKDW masih dapat bertahan sebagai kampus yang diperhitungkan keberadaannya karena akreditasinya yang semakin ditingkatkan. Dengan melihat mutu dari UKDW maka dari waktu ke waktu UKDW akan mampu bertahan selama UKDW masih mempertahankan atau meningkatkan akreditasinya dan mampu bersaing dengan Perguruan-perguruan tinggi yang lain.

4. Dilihat dari elemen fisik, elemen fisik juga sangat mempengaruhi keberadaan bangunan UKDW. Karena bangunan yang tidak layak pakai biasanya tidak menarik perhatian masyarakat untuk memasukinya meskipun mempunyai akreditas yang baik. Karena fasilitas-fasilitasnya yang tidak sepadan dengan kegiatan yang dilakukan sehingga perlu adanya pemugaran/pembenahan gedung sehingga kampus UKDW tidak ketinggalan jaman dan dapat menarik masyarakat untuk kuliah di UKDW. Hal tersebut sudah dapat dilihat pada fasilitas Lift di gedung baru. Dengan adanya lift, mahasiswa tidak terlalu lelah untuk mencapai lantai 2-5 atau ke basement. Dengan ditambahkannya dan memperbaiki elemen fisik maka UKDW mampu bertahan di antara persaingan perguruan-perguruan tinggi yang lain.