dcy's blog

Senin, 30 Maret 2009

Apa yang akan terjadi pada Jogja 2020?

Pada jaman dahulu, Jogjakarta terlihat sangat lengang karena jumlah kendaraan bermotor yang masih jarang. Bahkan pada jaman dahulu tidak menggunakan trafficlight untuk mengatur arus lalu lintas karena pada jaman dahulu jarang ada kendaraan dengan kecepatan tinggi seperti sekarang ini. Pada jaman dahulu pun terdapat banyak pepohonan untuk menyerap karbon dioksida. Hanya sedikit masyarakat yang menggunakan alat berteknologi tinggi, mereka cenderung menggunakan alat tradisional. Namun seiring perkembangan jaman, semua yang dilakukan harus serba cepat karena bagi masyarakat jaman sekarang “waktu adalah uang” sehingga mereka menggunakan teknologi tinggi untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, seperti misalanya kendaraan bermotor dan AC. Namun masyarakat tidak memperhatikan dampak yang akan terjadi kedepannya,seperti global warming. Seperti yang dapat kita lihat sekarang ini, banyak sekali kasus illegal logging, padahal pohon mempunyai peranan penting bagi kelangsungan hidup bumi ini. Pohon berfungsi sebagai pengikat tanah sehingga tidak akan terjadi longsor, produsen oksigen, dan penyerap karbon dioksida. Sedangkan penyebab global warming yang lain ialah pemakaian AC dengan adanya gas Freon yang mampu merusak lapisan ozon , pemakaian listrik yang berlebih, emisi gas rumah kaca, asap kendaraan bermotor hal tersebutlah yang membuat cahaya matahari langsung masuk dan tidak dapat dipantulkan kembali. Dengan berkurangnya jumlah pohon dibumi ini maka global warming makin menjadi. Salah satu efek yang akan terjadi pada tahun 2020 ialah naiknya permukaan air laut karena es di kutub utara dan kutub selatan mencair sehingga mengakibatkan banjir besar-besaran bahkan Jogjakarta akan tertutup air. Dan yang akan terjadi ialah Jogja akan dibuat melayang atau terapung sehingga Jogjakarta akan terhindar dari banjir tersebut. Tentunya jogja yang terapung ataupun melayang sama persis dengan jogja yang ada sekarang ini, tanpa meninggalkan cirri khas jogja seperti tugu jogja, kraton, dan alun-alun. Tradisi yang ada pun harus dipertahankan, seperti Grebeg/gunungan, Topo bisu dan Kirab karena hal tersebut merupakan identitas jogja yang tidak dapat dihilangkan maupun digantikan.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda